INDUSTRIALISASI DI INDONESIA
MASALAH KETERBELAKANGAN INDUSTRIALISASI DI INDONESIA.
Dari jumlah penduduk indonesia
termasuk negara sedang berkembang terbesar ketiga setelah india dan cina. Namun
diluar dari segi industrialisasi indonesia dapat dikatakan baru mulai, salah
satu indikator dari industrialisasi adalah sumbangan sektor industri dalam GDP
(gross domestic product). Dari ukuran ini sektor industri di indonesia sangat
tertinggal dibandingkan dengan negara-negara utama di asia. Dua ukuran lain
adalah besarnya nilai tambah yang dihasilkan sektor industri dan nilai tambah
perkapita.
Dari segi ukuran mutlak
sektor industri diindonesia masih sangat kecil, bahkan kalah dengan
negara-negara kecil di Asia seperti Singapura, Hongkong dan tawan. Secara
perkapita nilai tambah sektor industri termasuk yang paling rendah di Asia.
Indikator lain tingkat industrialisasi adalah produksi listrik perkapita dan
prosentase produksi listrik yang digunakan oleh sektor industri. Di indonesia
produksi listrik perkapita sangat rendah, dan dari tinggkat yang rendah ini
hanya sebagian kecil digunakan oleh konsumen industri.
FAKTOR-FAKTOR PEMBANGKIT DAN PENGHAMBAT INDUSTRI DIINDONESIA
A.
Pendorong
Ada beberapa faktor yang dapat
membangkitkan perindustrian diindonesi, diantaranya adalah :
1. Struktur organisasi
Dilakukan inovasi dalam jaringan
institusi pemerintah dan swasta yang melakukan impor. Sebagai pihak yang
membawa,mengubah, mengembangkan dan menyebarluaskan teknologi.
2.
Ideologi
Perlu sikap dalam menentukan
pilihan untuk mengembangkan suatu teknologi apakah menganut
tecno-nasionalism,techno-globalism, atau techno-hybrids.
3. Kepemimpinan
Pemimpin dan elit politik
Indonesia harus tegas dan cermat dalam mengambil keputusan. Hal ini dimaksudkan
untuk mengembalikan kepercayaan pasar dalam negeri maupun luar negeri.
B.
Penghambat
Faktor-Faktor yang dapat menghambat
perkembangan perindustrian adalah :
1. Keterbatasan teknologi
Kurangnya perluasan dan
penelitian dalam bidang teknologi menghambat efektifitas dan kemampuan
produksi.
2.
Kualitas sumber daya manusia
Terbatasnya tenaga profesional di
Indonesia menjadi penghambat untuk mendapatkan dan mengoperasikan alat alat
dengan teknologi terbaru.
3.
Keterbatasan dana pemerintah
Terbatasnya dana pengembangan
teknologi oleh pemerintah untuk mengembangkan infrastruktur dalam bidang riset
dan teknologi
SUMBER-SUMBER PEMGHEMATAN DAN KEUNTUNGAN INDUSTRI
1. Proteksi dan pola
indutrialisasi di Indonesia
Kebijaksanaan proteksionisme di Indonesia
terutama mangandalkan diri pada tarif bea masuk yang tinggi dan
pembatasan kuantitatif berupa larangan total atas impor barang-barang tertentu,
seperti kendaraan-kendaraan bermotor dan barang-barang elektronika. Dalam
hal-hal dimana kapasitas domestik suatu industri dianggap sudah memadai untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat, pemerintah Indonesia juga berkecenderungan untuk
mengeluarkan larangan total atas impor.
2.Promosi Ekspor
Melonjaknya harga minyak pada
tahun 1970-an memungkinkan pemerintah menerapkan tingkat bunga di bawah tingkat
keseimbangan pasar dan menyalurkan kredit dengan suku bunga rendah pada sector
prioritas. Di topang oleh bantuan luar negeri dan melonjaknya penerimaan negara
dari minyak dan gas, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat dan
neraca pembayaran yang relative sehat sejak tahun 1973. Pengeluaran pemerintah
yang dibiayai pendapatan migas menjadi mesin utama pertumbuhan untuk
keseluruhan perekonomian. Ekspor miugas pun menyumbang sebagian besar devisa.
Pendapatan adri migas memungkinkan Indonesia untuk membangun dasar industri,
baik industri hulu maupun industri strategis. Banyak di antaranya merupakan
bada usaha milik negara sperti baja, semen, dan pupuk. Inisiatif pemerintah
untuk membangun industri berat dicerminkan oleh kenaikan tajam dalam pangsa
barabg-barabg logam dan produksi pengolahan industri berat antara tahun
1975-1980.
3. Teknologi
Indonesia sebagai negara yang
berkembang harus mengejar ketertinggalan teknologi lewat industri berteknologi
tinggi yang terpilih. Namun, tidak salah pula jika kita memerlukan adanya visi
efisiensi dalam proses transformasi teknologi. Teknoekonomi merupakan merupakan
suatu kemampuan memanfaatkan teknologi secara efisien dan efektif. Kemampuannya
mencakup kemampuan memilih teknologi, mengoperasikan proses, menghasilkan
barang dan jasa, serta mengelola perubahan. Perubahan pada paradigma teknoekonomi
memunculkan system teknologi yang baru dan menimbulkan pengaruh yang menyeluruh
pada semua sisi perekonomian. Perubahan pada paradigma teknoekonomi akan
menimbulkan produk baru dan proses teknologi baru pada sebuah bentuk industri
baru. Perubahan demikian menyebabkan perubahan pada struktur biaya input,
produksi, serta distribusi pada perekonomian secara keseluruhan. Sehingga
dengan adanya teknologi akan menghemat biaya-biaya proses produksi dalam
industri.
Sumber:
https://sarulmardianto.wordpress.com/2012/03/13/industrialisasi-di-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar